Kasus Campak di Pamekasan Bertambah, 10 Anak Meninggal Dunia

PAMEKASAN, Celurit.News — Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mencatat jumlah penderita campak yang meninggal dunia di wilayah itu meningkat menjadi 10 orang, dari sebelumnya 7 orang.
“Data terbaru per 8 Oktober 2025 ini kami peroleh dari hasil rapat koordinasi bersama seluruh puskesmas di Kabupaten Pamekasan,” kata Kepala Dinkes Pamekasan, Saifudin, Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, hingga saat ini tercatat 178 warga positif terjangkit campak dari 734 orang yang diduga terinfeksi. Sebagian besar korban meninggal diketahui mengalami komplikasi serius seperti infeksi paru-paru dan otak.
“Ada juga yang meninggal karena terlambat dibawa ke fasilitas kesehatan. Kondisinya sudah sangat parah sehingga tidak tertolong,” ujarnya.
Saifudin mengimbau para orang tua untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat apabila menunjukkan gejala campak, seperti demam tinggi, batuk, pilek, mata merah, dan bercak merah di kulit.
Ia juga meminta petugas medis di lapangan memperkuat deteksi dini dan surveilans aktif, sekaligus mendorong masyarakat memastikan anak-anaknya mendapatkan imunisasi campak secara lengkap.
“Minimal anak harus mendapat imunisasi dua kali, pada usia 9 bulan dan 18 bulan,” tambahnya.
Kabupaten Pamekasan sendiri menjadi salah satu daerah di Pulau Madura yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagai wilayah rawan kasus campak.
Saat ini, Dinkes Pamekasan telah menetapkan 18 desa sebagai wilayah kejadian luar biasa (KLB) campak. Desa-desa tersebut yakni Batukalangan, Bugih, Campor, Dasok, Gladak Anyar, Groom, Jambringin, Jarin, Kramat, Larangan Badung, Majungan, Pamoroh, Bangkes, Panaguan, Pangbatok, Sumber Waru, Terrak, dan Polagan.
Editor : Hasibuddin