MWC NU Sokobanah Gelar Maulid Nabi dan Peringati Hari Santri Nasional 2025: Mengawal Indonesia Menuju Peradaban Dunia

SAMPANG, Celurit.news — Cahaya lampu temaram dan lantunan shalawat menggema lembut di langit Desa Bira Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang. Ratusan jemaah dari berbagai penjuru desa berkumpul di kediaman Ketua MWC Nahdlatul Ulama (NU) Sokobanah, Ustaz Jumali Fadli, untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, dan Haul para Masyayikh, dan sesepuh keluarga besarnya , dan peringati Hari Santri Nasional (HSN) Tahun 2025, Selasa malam (15/10/2025).
Suasana penuh khidmat itu seolah membawa hadirin pada suasana masa lalu masa ketika para ulama dan santri berjuang menegakkan Islam dan menjaga keutuhan negeri ini dengan jiwa dan raga. Tema besar yang diusung, “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, bukan sekadar kata-kata, melainkan tekad spiritual dan moral untuk terus menjaga warisan perjuangan Rasulullah dan para pejuang agama.
Lantunan diba’ dan shalawat nabi yang dibawakan oleh grup Al-Banjari menggugah hati setiap orang yang hadir. Air mata menetes tanpa disadari, terutama saat doa bersama dikumandangkan untuk para pendiri bangsa dan para ulama yang telah wafat mendahului.
Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa semangat kebersamaan dan cinta tanah air masih hidup di tengah masyarakat. Bagi warga Sokobanah, NU bukan hanya organisasi, tetapi rumah besar tempat mereka menimba nilai-nilai kebangsaan, keislaman, dan kemanusiaan.
Ratusan jemaah dari kalangan santri, masyarakat umum, serta tokoh agama tampak khusyuk mengikuti setiap rangkaian acara. Tak sedikit yang membawa anak-anak mereka, agar generasi muda bisa mengenal jejak perjuangan para santri sejak dini.
Dalam sambutannya, Ketua MWC NU Sokobanah, Ustaz Jumali Fadli, mengucapkan terima kasih yang mendalam kepada seluruh jemaah yang telah meluangkan waktu untuk hadir. Ia menegaskan bahwa peringatan Maulid Nabi dan Hari Santri bukan hanya seremonial, melainkan momentum memperkuat iman dan semangat kebangsaan.
“Hari Santri adalah hari kita semua. Hari di mana kita mengenang para ulama dan santri yang dengan keberanian dan ketulusan mengorbankan segalanya untuk kemerdekaan bangsa. Mari jadikan peringatan ini sebagai ikrar untuk terus menjaga Indonesia dengan nilai-nilai Islam yang damai,” tutur Ustaz Jumali dengan suara bergetar.
Beliau juga mengingatkan bahwa dalam dunia yang kian modern, santri dituntut tidak hanya memahami kitab, tetapi juga menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai moral.
“Santri hari ini harus mampu berdiri di garis depan, menjadi pelopor kebaikan dan penjaga moral bangsa,” tambahnya.
Para hadirin menyambut pesan itu dengan penuh khidmat dan gema takbir. Beberapa ibu tampak mengusap air mata haru. Suasana malam itu bukan sekadar peringatan, melainkan pertemuan batin antara generasi masa kini dan perjuangan masa lalu.
Acara juga diisi dengan tausiyah oleh para ulama setempat yang menekankan pentingnya meneladani akhlak Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari. Pesan moral disampaikan dengan bahasa yang lembut namun menggugah, mengingatkan setiap insan agar tidak lupa bersyukur dan memperbanyak amal kebaikan.
dan menggambarkan semangat santri yang terus menyala di tengah arus modernitas.
Tak ketinggalan, doa bersama dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, khususnya bagi para pemimpin agar senantiasa diberi petunjuk dalam menegakkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
Malam semakin larut, namun semangat para jemaah tak surut. Lantunan shalawat terus menggema hingga akhir acara, menciptakan suasana religius yang menyejukkan hati.
“Kami berharap semangat ini tidak berhenti di malam ini saja. Mari kita lanjutkan dengan aksi nyata, dengan menebar kedamaian, menolong sesama, dan menjaga warisan para ulama,” pungkas Ustaz Jumali di penghujung acara.
Acara pun ditutup dengan pembacaan doa dan ramah tamah antarjamaah. Wajah-wajah teduh penuh rasa syukur tampak menyelimuti suasana malam itu, malam yang tidak hanya memperingati kelahiran Nabi, tetapi juga menumbuhkan kembali semangat santri untuk terus menjaga negeri ini dengan cinta dan doa.
Editor : Redaksi