Donat Tradisional Madura Laris di Pasar Rakyat, Ini Resep Rahasia yang Bikin Empuk dan Gurih

SAMPANG, Celurit.news – Meski zaman makin canggih dan jajanan kekinian kian menjamur, keberadaan kue donat tradisional di pasar-pasar rakyat tetap tak tergeser. Kue bulat berpori di tengah ini masih menjadi primadona pengisi perut pagi bagi warga, khususnya di Pasar Sokobanah, Kabupaten Sampang.
Di balik kelezatannya yang sederhana, donat tradisional ternyata menyimpan cerita perjuangan para ibu rumah tangga. Salah satunya Bu Minah Panggilan Akrabnya (40), warga Desa Sokobanah Daya, yang sejak 2014 menggantungkan ekonomi keluarga dari berjualan donat.
"Kalau hari biasa bisa habis 500 biji, kalau hari pasar bisa sampai 1.500. Alhamdulillah, cukup buat makan kelurga” ungkap Bu Minah saat ditemui tim Celurit.news di lapaknya, Minggu (22/06/2025) pagi.
Tak seperti donat ala toko modern yang lembek karena bahan pengembang kimia, donat pasar lebih padat namun empuk. Rahasianya, kata Bu Minah, terletak pada adonan yang diuleni hingga kalis elastis, dan fermentasi yang pas.
Resep dasar yang digunakan cukup sederhana. Tepung terigu protein tinggi 500 gram, susu bubuk 2 sendok makan, gula pasir 50 gram, ragi instan 11 gram, satu butir telur, air hangat 250 ml, dan margarin 75 gram. Semua bahan dicampur, lalu diuleni tangan hingga kalis, kemudian didiamkan selama 1 jam hingga mengembang dua kali lipat.
Setelah itu, adonan dibentuk bulat dan dilubangi tengahnya. Diamkan 15 menit lagi, lalu digoreng dalam minyak panas api sedang hingga kuning keemasan. Donat yang matang ditabur gula halus atau diberi meses cokelat, tergantung permintaan pembeli.
Harga jualnya pun ramah kantong, berkisar antara Rp1.000 hingga Rp2.000 per buah. Bagi masyarakat menengah ke bawah, ini adalah pilihan jajanan yang mengenyangkan tanpa menguras dompet.
“Modalnya nggak sampai seratus ribu, tapi bisa balik tiga kali lipat. Asal sabar, bersih, dan nggak pelit bahan,” jelas Bu Minah sambil membungkus pesanan pelanggan.
Donat tradisional bukan sekadar jajanan pasar. Ia adalah simbol ketekunan dan kreativitas ekonomi skala rumahan yang terus hidup di tengah gempuran industri makanan modern. Di tangan para ibu, donat bukan hanya bulat dan manis tapi juga sumber penghidupan yang bermartabat.
Editor : Redaksi