Krengsengan Legendaris Kedai Pak Hari: Cita Rasa Tulen dari Tangan Mantan TKI

KEDIRI RAYA | Celurit.News – Di tengah hiruk-pikuk lalu lintas jalan raya Kediri Pare, tepatnya di Jl. Ahmad Yani, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, berdiri sebuah kedai sederhana yang nyaris tak pernah sepi pengunjung Kedai Pak Hari.(30/05/2025)
Meski tampak sederhana dari luar, kedai ini menyimpan kekuatan utama di balik kepulan aroma bumbu Jawa yang khas. Menu andalannya, krengsengan ayam, menjadi magnet yang menarik pelanggan dari berbagai daerah, bahkan wisatawan luar kota.
Krengsengan ayam buatan Pak Hari dikenal karena keempukan dagingnya dan bumbu yang meresap hingga ke serat. Cita rasa gurih dengan sentuhan pedas ringan, berpadu irisan bawang merah yang harum, membuat sajian ini begitu menggugah selera.
"Sudah langganan sejak lima tahun lalu. Rasanya kalau ke Kediri tapi belum mampir ke sini, kayak ada yang kurang," ujar Danish, pelanggan asal Bandung.
Dari TKI hingga Jadi Juragan Krengsengan
Di balik suksesnya kedai ini, berdiri sosok Hariyono yang dulu dikenal sebagai Hariyanto seorang pria asli Kediri yang pernah bekerja di Pertamina dan menjadi tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. Perjalanan hidup yang tidak mudah membuatnya memilih pulang dan merintis usaha kuliner dari nol pada tahun 2003.
"Awalnya sering bantu teman jualan makanan. Lama-lama tertarik buka sendiri. Resepnya biasa saja, tapi mungkin tiap tangan punya rasa masing-masing," ucap Pak Hari merendah.
Tak hanya soal cita rasa, sosok Pak Hari yang ramah dan suka menyapa pelanggan menambah kenyamanan para pengunjung. Bahkan menurut Dewi, warga sekitar yang baru pertama kali berkunjung, suasana di kedai ini mengingatkannya pada kehangatan rumah sendiri.
"Enak makanannya, tapi yang paling berkesan itu keramahan Pak Hari. Selalu ngobrol, bikin betah," katanya.
Menu Variatif dan Harga Bersahabat
Selain krengsengan ayam yang dibanderol Rp50.000 per porsi jumbo (cukup untuk 2–3 orang), kedai ini juga menyediakan berbagai menu lainnya seperti Nasi Goreng, Nasi Mawut, Mie Goreng, dan Mie Ghodok seharga Rp13.000 per porsi. Tersedia pula Sop Ayam yang dapat dipesan terlebih dahulu.
Dengan rasa yang konsisten, harga terjangkau, dan pelayanan yang hangat, Kedai Pak Hari bukan sekadar tempat makan. Ia telah menjelma menjadi simbol keberanian, kerja keras, dan kisah inspiratif seorang mantan TKI yang kembali ke tanah kelahiran dan membangun cita rasa dari hati.
Editor : Redaksi