Ingkar Janji Audensi, Petronas dan SKK Migas Dikecam: Nelayan Madura Akan Aksi Besar-Besaran

Penulis : -
Ingkar Janji Audensi, Petronas dan SKK Migas Dikecam: Nelayan Madura Akan Aksi Besar-Besaran
Aktivis dan Nelayan Saat Audensi di Bebek Sinjay Bersama Petronas dan SKK Migas. (Foto: Kontribur Celurit.News)

SAMPANG, Celurit.News – Petronas Carigali dan SKK Migas Jabanusa kembali menjadi sorotan, kali ini keduanya dituding mengingkari komitmen yang telah disepakati secara resmi untuk menggelar audensi lanjutan terkait transparansi pembayaran ganti rugi rumpon nelayan di wilayah Pantura Madura, Sabtu (02/08/2025)

Akibatnya, amarah para nelayan memuncak dan aksi besar-besaran pun tak akan terhindarkan. Audensi yang semula dijanjikan digelar pada akhir Juli 2025 dan bahkan telah dituangkan dalam notulensi bermaterai senilai Rp10.000 saat pertemuan di Rumah Makan Bebek Sinjay—hingga kini tidak kunjung terlaksana. Padahal, perjanjian tersebut diketahui dan disaksikan oleh sejumlah aparat strategis di Madura, termasuk Kasat Intelkam Polres Sampang, Pasi Intel Kodim 0828/Sampang, dan Pasi Intel Lanal Batu Poron.

“Mereka sendiri yang berjanji, tapi mereka pula yang mengingkari. Ini bentuk penghinaan terhadap nelayan dan rakyat kecil,” tegas Imron, aktivis pembela nelayan asal Sokobanah.

Kemarahan para nelayan makin membara setelah Erik Yoga, selaku Manager Petronas, justru melempar tanggung jawab ke Bupati Sampang saat ditagih janji oleh perwakilan nelayan.

“Bukannya menjelaskan, malah melempar ke Bupati. Ini bukan menyelesaikan, tapi memperkeruh suasana,” kata Imron geram.

Karena pengingkaran ini, Persatuan Nelayan Pantura secara resmi telah mengirimkan surat pemberitahuan aksi demonstrasi ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur. Aksi akan digelar selama dua hari berturut-turut, dengan titik aksi di kantor Petronas Gresik dan kantor SKK Migas Jabanusa.

Sikap keras juga disampaikan Faris Reza Malik, aktivis dari Ormas Pro Jokowi Madura yang selama ini konsisten mengadvokasi persoalan nelayan.

“Cukup sudah. Kami pernah tunda aksi karena percaya audensi akan digelar. Tapi kini kami tidak bisa dibohongi lagi. Petronas dan SKK Migas harus disadarkan lewat jalan demonstrasi,” ujar Faris yang dikenal anak buah Menteri Koperasi RI, Budi Arie Setiadi.

Menurut Faris, gaya komunikasi pihak Petronas dan SKK Migas selama ini sangat tidak berpihak pada rakyat kecil. Ia menilai, kedua pihak terlalu kaku dan tak memiliki empati terhadap keresahan nelayan.

“Mereka kaku, arogan, dan tidak mau berdialog terbuka. Kalau benar-benar mau menyelesaikan, datang temui kami. Jelaskan langsung. Jangan terus menerus mem-pingpong dan menghindar,” tandasnya.

Persatuan Nelayan Pantura Madura menegaskan bahwa aksi ini bukan sekadar bentuk kekecewaan, tapi juga upaya terakhir agar suara mereka didengar dan hak-haknya dipenuhi. Mereka menuntut transparansi penuh atas proses klaim ganti rugi rumpon yang rusak akibat aktivitas eksplorasi migas 3D Seismik.

“Ini bukan soal uang semata, tapi soal harga diri nelayan yang selama ini dipermainkan,” pungkas Hanafi.

Editor : Redaksi