Oknum Pengasuh Ponpes Cabuli Belasan Santri, Kades: Sosoknya Tertutup dan Jarang Sosial

SUMENEP || Celurit.news – Sosok pengasuh pondok pesantren (ponpes) berinisial S, yang diduga mencabuli belasan santri di Pulau Kangean, Kabupaten Sumenep, mulai terungkap di mata publik. Kepala Desa setempat, Ahmad Hudri, mengaku kaget dengan kasus tersebut. Ia menyebut S dikenal tertutup dan minim berinteraksi dengan lingkungan sosial. (12/06/2025)
“Kalau komunikasinya dengan para tokoh masyarakat memang sangat terbatas. Jarang terlibat dalam kegiatan keagamaan di luar pondok,” kata Hudri saat ditemui di Sumenep, Rabu (11/6/2025).
Hudri menambahkan, kebanyakan pengasuh pondok biasanya aktif menjadi penceramah dalam berbagai undangan warga. Namun, hal itu tidak berlaku pada S. Bahkan, desa tidak pernah mencurigai adanya aktivitas menyimpang di ponpes yang diasuhnya.
“Secara kualitas, santri-santri dari sana dikenal baik. Kami juga rutin melakukan pemantauan. Selama ini tidak ada yang mencurigakan,” jelas Hudri.
Namun, sejak kasus dugaan pencabulan mencuat, karakter asli S mulai terungkap. “Baru sekarang terlihat bahwa orangnya cukup keras. Entah keras dalam mendidik atau dalam hal lain, kami juga baru tahu,” tambahnya.

Hudri juga mengungkapkan bahwa hubungan antara pemerintah desa dan S tidak terlalu dekat. Selain tertutup, pelaku juga disebut tidak aktif dalam kegiatan sosial kemasyarakatan. Meski begitu, pesantren yang dikelola S telah berdiri cukup lama dan dikenal sebagai lembaga pendidikan agama yang turun-temurun.
“Ponpesnya sudah lama berdiri. Sekolah formal di dalamnya juga sudah berjalan sekitar 10 tahun,” ujarnya.
Saat ini, kasus tersebut tengah ditangani oleh pihak kepolisian. Publik berharap agar proses hukum berjalan transparan dan memberikan perlindungan maksimal kepada para korban.
Editor : Redaksi