Stai Azzain Sampang Kirim Mahasiswa KKN ke Luar Negeri, Targetkan Malaysia dan Thailand

Reporter : FAWAID
Foto : Istimewa

SAMPANG, celurit.news — Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Azzain Sampang yang berdiri pada tahun 2022 di Pondok Pesantren Karangdurin, desa Tlambah Kec. Karangpenang Kab. Sampang. membuat terobosan baru dengan mengadakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) di luar negeri. Tahun ini, mahasiswa akan diberangkatkan ke dua negara tujuan, yakni Malaysia dan Thailand. (13/08/2025).

Ketua STAI Azzain Sampang, Cholis Waidi Salaman, Lc., MA., menyampaikan bahwa KKN Luar Negeri dipilih karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berinteraksi langsung dengan konteks sosial, budaya, dan ekonomi global. Menurutnya, kompetensi internasional merupakan kunci daya saing lulusan.

Baca juga: PAC GP Ansor Karangpenang Sampang Perkuat Militansi Kader Lewat Rutinan RAB

“Dengan terjun langsung ke luar negeri, mahasiswa dapat mempelajari best practice dari berbagai negara, memperluas jaringan internasional, serta memahami perbedaan regulasi dan budaya kerja,” ujarnya.

Ia mencontohkan, perbedaan budaya kerja antara Indonesia dan Malaysia dapat memberikan pelajaran berharga, khususnya dalam hal disiplin dan etos kerja. Hal ini dianggap penting untuk membentuk mental dan wawasan mahasiswa.

Cholis Waidi menegaskan, pengalaman yang diperoleh dari KKN Luar Negeri sulit ditandingi oleh KKN di dalam negeri karena mahasiswa langsung bersentuhan dengan dinamika masyarakat dan industri global.

Durasi pelaksanaan KKN Luar Negeri direncanakan sekitar 25 hingga 30 hari. Waktu ini dipilih untuk menyesuaikan dengan kewajiban mahasiswa di tanah air, terutama bagi mereka yang nyantri di pondok pesantren atau memiliki tugas mengajar di madrasah.

Berdasarkan pengamatan pihak kampus, hampir seluruh mahasiswa STAI Azzain Sampang memiliki keterlibatan aktif di madrasah. Oleh karena itu, penentuan durasi ini diharapkan tidak mengganggu pengabdian mahasiswa di lembaga-lembaga pendidikan tersebut.

Keberangkatan mahasiswa ke luar negeri dinilai sebagai kesempatan emas bagi madrasah untuk menyiapkan kader-kader yang andal dan berkualitas. Program ini dianggap mampu melahirkan generasi yang memiliki wawasan global namun tetap berakar kuat pada pengabdian lokal.

Untuk lokasi penempatan, di Thailand mahasiswa akan ditempatkan di lembaga pendidikan resmi milik warga setempat. Tahun ini kuota peserta ke Thailand hanya dua orang, dan dipilih melalui seleksi ketat, terutama bagi mereka yang memiliki kemampuan bahasa Inggris.

Sementara itu, di Malaysia penempatan lebih beragam. Sebagian mahasiswa akan bertugas di sanggar-sanggar bimbingan belajar yang dikelola oleh komunitas Indonesia di bawah naungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Ada juga yang akan ditempatkan di sekolah-sekolah resmi berbadan hukum.

Program ini bersifat sukarela, namun kuota sangat terbatas. Malaysia hanya menerima 20 peserta, sedangkan Thailand dua peserta. Meski terbatas, animo mahasiswa sangat tinggi. Setelah pamflet program dipublikasikan, jumlah pendaftar langsung membludak melebihi kuota.

Proses seleksi akan dilakukan secara ketat. Calon peserta ke Thailand diwajibkan memiliki kemampuan bahasa Inggris yang baik, sedangkan peserta ke Malaysia tidak diwajibkan namun tetap harus memenuhi sejumlah persyaratan yang telah ditentukan.

Tahap awal seleksi adalah wawancara yang dilakukan oleh pihak Akademik dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M), dengan pimpinan kampus turut terlibat langsung. Program ini terbuka untuk semua mahasiswa, baik laki-laki maupun perempuan.

Cholis Waidi juga berpesan, para peserta KKN Luar Negeri bukan hanya berangkat untuk belajar, tetapi juga menjadi duta akademik dan budaya bangsa. Mereka membawa nama baik Indonesia, kampus, dan pesantren.

“Kegiatan ini adalah kesempatan untuk mengasah kompetensi global, bahasa, etika, budaya kerja internasional, teknologi, dan kepemimpinan lintas budaya. Mahasiswa harus pulang dengan mentalitas yang lebih matang, jejaring internasional yang luas, dan inovasi yang bisa diterapkan di tanah air,” pungkasnya.

KKN Luar Negeri, menurutnya, bukan sekadar pengalaman, tetapi investasi strategis untuk mencetak generasi intelektual Muslim yang mampu menjawab tantangan industri internasional yang terus berubah. Salah satu cara mempercepat pencapaian tujuan tersebut adalah melalui program KKN internasional yang berkelanjutan.

Editor : Redaksi

Breaking News
Terpopuler
Berita Terbaru