DPP HIMAKA Desak DPRD Provinsi Jawa Timur , Sampaikan Aspirasi Kepada DPR RI Untuk Cabut Izin Trans7

SURABAYA, Celurit.News – Ribuan santri dan alumni pesantren dari berbagai daerah berkumpul di Surabaya, Selasa sore, dalam aksi damai menuntut keadilan atas tayangan program televisi yang dinilai melecehkan ulama dan pesantren. Dalam orasinya, Gus Khoiron Zaini menyuarakan dengan lantang bahwa harga diri para kiai adalah kehormatan bersama umat Islam.(21/10/2025).
“Harga diri kami, Kiai, adalah harga diri kami bersama! Bukan soal jiwa, bukan soal raga, bukan pula soal harta. Tapi ini tentang kehormatan, tentang marwah, tentang pesantren!” seru Gus Khoiron dengan suara bergetar, disambut takbir ribuan massa.
Ia menegaskan, siapa pun yang berani menyentuh kehormatan para kiai, sama saja telah melukai perasaan jutaan santri dan umat yang mereka bina.
“Yang hadir pada sore hari ini bukan orang-orang biasa. Banyak para kiai meninggalkan pesantrennya, rela turun langsung demi satu tujuan: membela kiai-nya, membela pesantrennya, membela kehormatan umat!” ujarnya di atas mobil komando.
Dalam orasinya, Gus Khoiron juga menyoroti tindakan pihak Trans7, yang dinilai telah merendahkan martabat pesantren melalui tayangan yang dianggap melecehkan simbol-simbol keagamaan.
“Ini bukan sekadar penghinaan pribadi ini penodaan terhadap cita dan martabat pesantren!” tegasnya.
Menurutnya, jika tindakan seperti itu dibiarkan, maka bukan tidak mungkin pesantren-pesantren lain di seluruh Indonesia akan mengalami perlakuan serupa.
“Kalau Lerboyo hari ini diinjak-injak, besok bisa jadi pesantren lain yang akan direndahkan. Betul? Betul? Betul?!” serunya disambut pekik setuju dari massa aksi.
Lebih lanjut, Gus Khoiron menyerukan kepada anggota DPRD Jawa Timur dan pemerintah untuk bertindak tegas terhadap pihak penyelenggara program tersebut.
“Kami mohon kepada para anggota dewan yang terhormat, tolong bantu kami! Angkat aspirasi kami! Cabut izin Trans7 !” katanya.
Ia menilai, permintaan maaf semata tidak cukup untuk menebus penghinaan terhadap dunia pesantren.
“Tidak cukup hanya dengan permintaan maaf, tidak cukup hanya dengan kunjungan ke pesantren. Tapi wajib dicabut izinnya oleh pemerintah!” ujarnya dengan nada tegas.
Gus Khoiron juga menyinggung soal kecintaan umat Islam kepada Rasulullah Muhammad SAW. Ia menegaskan, penghinaan terhadap simbol-simbol keagamaan harus dilawan dengan tegas. “Apakah kita akan diam ketika kehormatan beliau disinggung atau direndahkan? Tidak! Karena bagi kami, membela kiai, membela pesantren, dan membela Rasulullah adalah satu napas yang sama,” seru Gus Khoiron disambut gemuruh takbir.
Aksi damai tersebut berlangsung kondusif hingga sore hari. Ribuan santri membawa poster dan spanduk berisi tuntutan pencabutan izin tayangan yang dinilai menghina ulama dan pesantren. Massa kemudian membubarkan diri dengan tertib setelah mendengarkan orasi penutup dari sejumlah tokoh pesantren lainnya.
Editor : Khoirul Anam