Pemdes Tamberu Barat Sampang Gelar Rembuk Stunting, Teguhkan Komitmen Bersama

SAMPANG, Celurit.news – Pemerintah Desa Tamberu Barat, Kecamatan Sokobanah, menggelar Musyawarah Desa (Musdes) rembuk stunting di balai desa setempat, Forum ini menghadirkan berbagai elemen masyarakat dan instansi terkait sebagai langkah konkret mempercepat penurunan angka stunting di tingkat desa.(27/09/2025).
Hadir dalam kegiatan tersebut Pj. Kepala Desa Tamberu Barat Ach. Rifandi, Camat Sokobanah Sapta Nuris Ramalan, Bidan Desa Yuniawati Rasyid, tenaga ahli Mohlis, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), TP PKK, kader kesehatan, penyuluh KB, pendamping desa, serta Babinsa dan Babinkamtibmas.
Dalam sambutannya, Rifandi menegaskan bahwa stunting bukan hanya persoalan kesehatan, melainkan juga menyangkut kualitas generasi mendatang.
“Rembuk stunting ini adalah forum koordinasi dan evaluasi agar intervensi yang dilakukan tepat sasaran dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Camat Sokobanah Sapta Nuris Ramalan menekankan pentingnya sinergi lintas sektor. Menurutnya, pencegahan stunting merupakan prioritas pembangunan manusia.
“Ini bukan sekadar urusan gizi, tapi juga berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia di masa depan,” tegasnya.
Forum rembuk stunting membahas data terkini kondisi gizi balita di Desa Tamberu Barat sekaligus merumuskan rencana aksi. Dua pendekatan yang disepakati adalah intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik meliputi pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil, imunisasi dasar lengkap, serta pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala. Adapun intervensi sensitif difokuskan pada peningkatan sanitasi lingkungan, penyediaan air bersih, serta edukasi perilaku hidup bersih dan sehat.
Salah satu kesepakatan penting adalah penguatan peran kader posyandu dan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dalam pemantauan keluarga berisiko stunting. Edukasi gizi untuk ibu hamil dan keluarga yang memiliki balita juga akan digencarkan melalui program rutin di desa.
Dalam musyawarah menyepakati agar Dana Desa digunakan secara lebih terarah untuk mendukung program pencegahan dan penanganan stunting, mulai dari penyediaan makanan tambahan hingga peningkatan sarana kesehatan masyarakat.
Selain itu, forum juga menghasilkan kesepahaman tentang pentingnya tujuh paket layanan konvergensi penanganan stunting. Layanan tersebut mencakup pemeriksaan kehamilan, pemberian ASI eksklusif, imunisasi lengkap, layanan persalinan aman, konseling gizi, penyediaan air bersih, serta sanitasi layak.
Bidan Desa Yuniawati Rasyid menegaskan perlunya edukasi gizi berkelanjutan. “Pencegahan lebih murah dan lebih mudah daripada penanganan. Karena itu, ibu hamil dan keluarga harus mendapatkan edukasi sejak dini,” jelasnya.
Rembuk stunting juga menjadi ruang untuk memperkuat komitmen sosial. Tokoh masyarakat, kader PKK, hingga aparat desa sepakat untuk aktif mengawasi dan mendukung program agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.
Langkah-langkah yang diputuskan diharapkan mampu menekan angka stunting di Tamberu Barat sekaligus menjadi model praktik baik bagi desa lain di Kecamatan Sokobanah. Dengan komitmen kolektif, target nasional penurunan stunting diyakini dapat tercapai.
Kegiatan ditutup dengan ajakan bersama untuk memperkuat kerja sama lintas sektor. Semua pihak sepakat bahwa keberhasilan menurunkan stunting adalah keberhasilan bersama dalam menyiapkan generasi yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.
Editor : Redaksi