Diduga Pemdes Nepa Sampang Selewengkan Bantuan Beras Bulog?

Reporter : Faris Reza Malik
Marjuni Seorang Tunadaksa Mendapat Bantuan Beras Bulog Sebesar 10 kilo. (Foto: Varies)

SAMPANG, Celurit.News – Pemerintah Desa (Pemdes) Nepa, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, diduga menyelewengkan bantuan beras Bulog. Bantuan yang seharusnya disalurkan sebanyak 20 kilogram per penerima, ternyata sebagian warga hanya menerima setengahnya.

Salah satu warga yang merasakan hal tersebut adalah Marjuni, seorang janda penyandang tunadaksa asal Dusun Nepa. Ia mengaku hanya menerima 10 kilogram beras bantuan, yang diantar langsung oleh salah satu perangkat desa ke rumahnya.

Baca juga: HUT Pramuka ke-64 di Pondok Pesantren Taman Baru Putra Sampang Santri Tunjukkan Kreativitas dan Kepemimpinan

“Bu Marjuni ini tidak bisa berjalan, dia penyandang tunadaksa. Seharusnya dapat 20 kilo, tapi hanya diberikan 10 kilo,” ungkap salah satu warga kepada media ini.

Warga tersebut menegaskan, bantuan beras itu diantarkan langsung oleh perangkat desa.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Kepala Desa Nepa, Yusuf, saat dikonfirmasi mengaku tidak mengetahui secara detail terkait pendistribusian bantuan beras Bulog di desanya.

Baca juga: Nelayan Pantura Madura Bersiap Geruduk Petronas & SKK Migas, Tuntut Ganti Rugi Rumpon

“Saya kurang paham, silakan konfirmasi langsung ke Sekdes Supriyadi,” ujar Yusuf.

Dikonfirmasi terpisah, Sekdes Nepa Supriyadi membantah jika bantuan beras itu milik Marjuni. Ia menyebut bantuan tersebut sebenarnya untuk warga bernama Addul.

“Bantuan itu bukan untuk Bu Marjuni. Itu milik Pak Addul. Karena merasa mampu, beliau menolak menerima dan meminta kami membagikan beras itu kepada warga tidak mampu. Jadi kami bagi dua, 10 kilo ke Bu Marjuni dan 10 kilo lagi ke warga di Dusun Senneng,” jelas Supriyadi.

Baca juga: Diduga Asal Jadi, Proyek Lapen Rp123 Juta di Tlagah Sampang Dikecam Warga: Tipis, Kecil, dan Sarat Kejanggalan

Media ini kemudian menghubungi Addul. Ia membenarkan bahwa bantuan tersebut memang jatahnya, namun ia menolak karena kondisi ekonominya cukup.

“Itu memang hak saya, tapi saya tidak mau menerima karena masih merasa mampu. Lebih baik diberikan kepada yang lebih membutuhkan. Malu saya kalau ambil bantuan itu,” tegas Addul.

Editor : Redaksi

breaking News
Terpopuler
Berita Terbaru