SAMPANG, Celurit.News – Aneh tapi nyata, sosok Sahrawi, yang disebut-sebut sebagai kades palsu yang mementori Penjabat (Pj) Kepala Desa Tlagah, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, justru tampil lebih aktif mengawasi proyek jalan makadam yang diduga bersumber dari Dana Desa (DD). Sementara Ayyub, selaku Pj Kades resmi, justru tak pernah tampak batang hidungnya.
Kondisi ganjil ini disampaikan oleh salah seorang warga setempat yang enggan disebut namanya. Ia mengungkapkan, hampir di setiap sesi pengerjaan proyek makadam yang berlokasi di Dusun Toguran, Desa Tlagah, Sahrawi selalu hadir, seolah-olah dialah pejabat desa yang sah.
Baca juga: Petronas Tak Ganti Rugi Rumpon Nelayan di Madura, Projo Desak KPK Turun Tangan
“Setiap pengerjaan, pasti yang datang Sahrawi. Dia tidak sendiri, dikawal oleh bapaknya, H. Samawi, dan ajudan politiknya, Nurba’e,” ucapnya.
Sementara itu, nama Ayyub sebagai Pj Kades Tlagah terasa hanya sebatas formalitas. Tak satu pun warga melihat kehadiran Ayyub di lokasi proyek, apalagi turun langsung memantau progres dan kualitas pekerjaan.
“Pak Ayyub tidak pernah kelihatan di proyek ini, sama sekali,” lanjutnya dengan nada heran.
Ironisnya, meski proyek ini dikawal ketat oleh “mentor” Pj Kades, hasil pekerjaan jauh dari kata layak. Proyek jalan makadam tersebut tampak dikerjakan asal jadi, tanpa memperhatikan standar teknis.
Baca juga: Proyek Jalan Makadam Tlagah Sampang Diduga Sarat Penyimpangan, Transparansi Nol
Seperti diberitakan sebelumnya, proyek yang kabarnya berasal dari Dana Desa Tahun Anggaran 2025 ini diduga kuat menyimpang dari Rencana Anggaran Belanja (RAB), dan berpotensi kuat dijadikan lahan bancakan korupsi oleh oknum pelaksana.
Pantauan tim Madurapers di lapangan pada Selasa (15/7/2025), memperlihatkan dasar jalan yang seharusnya ditata dengan batu belah atau batu fondasi, malah hanya menggunakan tanah bercampur batu apung. Tidak ada lapisan pondasi memadai, yang membuat daya tahan proyek sangat diragukan.
Kondisi tersebut dikhawatirkan akan menyebabkan proyek cepat rusak dan pada akhirnya hanya membuang-buang uang rakyat.
Baca juga: SKK Migas Jabanusa Alihkan Lokasi Audiensi ke Pemkab Sampang, Aktivis dan Nelayan Menolak
Tak hanya itu, pelaksana proyek juga mengabaikan kewajiban transparansi. Hingga saat ini, papan informasi kegiatan proyek belum juga terpasang. Padahal, itu merupakan syarat mutlak dalam setiap proyek yang menggunakan dana publik sebagaimana diatur dalam regulasi pengelolaan Dana Desa.
Lebih memprihatinkan lagi, Pj Kades Ayyub hingga kini belum memberikan tanggapan. Konfirmasi berulang kali yang dilayangkan oleh tim Madurapers melalui telepon dan pesan WhatsApp tak pernah direspons.
Editor : Redaksi