JAKARTA, Celurit.News— Nama Acong Latif kian bersinar di panggung hukum nasional. Pria asal Sampang, Madura, ini dikenal sebagai salah satu pengacara yang konsisten memperjuangkan keadilan, baik di dalam maupun di luar ruang sidang. Dari tanah garam Pulau Madura, Acong berhasil menembus kerasnya persaingan di Jakarta dan membuktikan bahwa anak daerah pun bisa berbicara di level nasional.
Perjalanan Awal: Dari Madura ke Jakarta
Baca juga: Dari Madura ke Kairo: Langkah Besar Nur Wasilah
Acong Latif lahir dan besar di Kabupaten Sampang, Madura. Sejak remaja, ia dikenal kritis, aktif dalam kegiatan organisasi, dan memiliki minat besar pada isu-isu keadilan sosial. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah di salah satu pondok pesantren di Pamekasan (SMA AL Miftah Panyeppen) ia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Sunan Gunung Jati Bandung , salah satu kampus hukum ternama di Indonesia.
Selepas lulus, Acong sempat bekerja di salah satu kantor hukum di Bandung. Namun, keinginannya untuk berkembang lebih besar membawanya hijrah ke Jakarta. Di ibu kota, ia memulai lagi dari bawah: menjadi asisten advokat senior, hingga akhirnya membuka kantor hukum sendiri yang kini menangani berbagai klien dari kalangan individu, perusahaan, hingga tokoh publik.
Karier Cemerlang dan Integritas yang Terjaga
Acong Latif dikenal luas sebagai pengacara yang tajam dalam analisis hukum dan kuat dalam strategi litigasi. Ia kerap dipercaya menangani perkara pidana berat, sengketa bisnis, kasus tanah, hingga isu pelanggaran hak asasi manusia. Tak hanya di pengadilan negeri, ia juga aktif mendampingi klien di Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
Meski telah menangani banyak kasus bergengsi, Acong tetap menjaga reputasinya sebagai pengacara berintegritas. Ia menolak perkara yang bertentangan dengan nilai keadilan dan hukum.
“Saya tidak sekadar mencari perkara, saya memilih perkara yang bisa saya perjuangkan secara moral dan hukum,” katanya.
Kembali ke Akar: Mendirikan LBH untuk Masyarakat Madura
Tak melupakan tanah kelahirannya, Acong Latif mendirikan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Madura Raya, yang fokus pada pendampingan masyarakat kecil. Melalui LBH ini, ia memberi layanan hukum gratis untuk warga yang mengalami sengketa lahan, kriminalisasi, maupun kasus-kasus sosial lainnya.
Setiap bulan, ia pulang ke Madura untuk melakukan sosialisasi hukum, pelatihan paralegal, dan edukasi kesadaran hukum bagi pemuda dan petani.
Baca juga: Ritmik Madura Dinilai Tak Sejalan dengan Semangat ‘Sumenepku Bersih’
“Madura tidak kekurangan orang cerdas. Kita hanya butuh akses dan dukungan agar anak-anak muda bisa percaya bahwa mereka juga bisa sukses tanpa harus meninggalkan nilai-nilai lokal,” ujar Acong.
Sosok Inspiratif bagi Generasi Muda
Acong Latif bukan hanya pengacara, ia juga motivator hukum dan pembicara di berbagai forum nasional. Ia aktif membangun jaringan dengan lembaga swadaya masyarakat, universitas, serta komunitas pemuda hukum di berbagai daerah.
Dengan gaya bicara yang lugas namun santun, Acong sering diundang menjadi narasumber di televisi nasional dan webinar hukum. Ia menekankan pentingnya keadilan sebagai fondasi bernegara, dan menyerukan peran aktif kaum muda untuk menjaga supremasi hukum di Indonesia.
Profil Singkat Acong Latif
Baca juga: DPRD Minta Baznas Tak Gegabah dalam Potong Gaji ASN
Nama Lengkap: Acong Latif, S.H., M.H.
Tempat, Tanggal Lahir: Sampang,
Pendidikan:
S1 Hukum Universitas Sunan Gunung Jati Bandung
S2 Ilmu Hukum Universitas Kediri Jawa Timur
Pendidikan Profesi Advokat/sekolah lanjutan pengacara
Jabatan:
Pendiri Kantor Acong Latif & Partners Law Firm
Pendiri LBH Madura Raya
Menaungi kantor hukum Tujuh Luhur Law Firm
Menaungi kantor hukum Ratu Langit Law Firm
Spesialisasi: Hukum Pidana, Perdata, Bisnis, Agraria, dan HAM, BUMB, Perhotelan agraria.
Moto Hidup: “Hukum untuk keadilan, bukan untuk kekuasaan.”
Penutup
Acong Latif adalah potret anak daerah yang berasal dari pemuda kampung yang tidak hanya berhasil secara profesional, tapi juga memberi kembali kepada masyarakatnya. Di tengah arus individualisme dan komersialisasi profesi hukum, sosoknya menjadi pengingat bahwa advokat sejati adalah mereka yang berdiri untuk keadilan — bukan sekadar mencari kemenangan.
Editor : Imron Muslim