Biaya Konstruksi di Madura Turun, tapi Masih Lebih Mahal dari Jawa Timur

Reporter : Abd.Rosyid
Selama tahun 2020 hingga 2024, rata-rata Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) di Madura turun sebesar 5,73 persen, tetapi angkanya masih lebih tinggi dibanding rata-rata IKK Jawa Timur. (Foto: Celuritnews)

SAMPANG, celurit.news - Selama lima tahun terakhir, biaya konstruksi di Madura terus turun, menunjukkan proyek-proyek pembangunan makin efisien. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat rata-rata Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) Madura dari 2020 hingga 2024 sebesar 102,07.

Angka ini turun 6,04 poin dari 105,34 pada 2020 menjadi 99,30 pada 2024, atau turun sekitar 5,73 persen. Meski begitu, biaya konstruksi di Madura tetap lebih tinggi dibanding rata-rata provinsi.

Baca juga: 100 Hari Kinerja Bupati Sampang Tak Memuaskan: Akses Pendidikan dan Fasilitas Sekolah Jadi Sorotan

Tahun 2021 mencatat angka IKK tertinggi di Madura, yaitu 105,53, sementara tahun 2024 jadi yang terendah. Penurunan paling besar terjadi dari 2022 ke 2023, turun 3,56 poin atau sekitar 3,43 persen.

Jika dibandingkan dengan Jawa Timur secara keseluruhan, biaya konstruksi di Madura masih lebih mahal. Rata-rata IKK Jatim dalam periode yang sama hanya 99,60 atau lebih rendah 2,47 poin dari Madura.

Pada 2024, selisihnya makin lebar karena IKK Jatim turun jadi 96,29. Artinya, biaya konstruksi di Madura masih lebih tinggi 3,01 poin atau sekitar 3,13 persen.

Baca juga: Semangat Menyala! Obor Porprov Disambut Meriah di Gerbang Kabupaten Malang

Meski sudah menurun, rata-rata IKK Madura masih belum menyentuh angka 100 yang jadi patokan efisiensi biaya. Sementara itu, Jawa Timur sudah mencatat IKK di bawah 100 sejak 2022.

Penurunan ini menunjukkan ada kemajuan dalam efisiensi pembangunan di Madura. Tapi selisih yang masih besar menunjukkan masalah logistik dan distribusi bahan bangunan belum terselesaikan.

Baca juga: Pantai Lon Malang Sampang, Destinasi Wisata Eksotis dengan Nuansa Pasir Putih dan Cemara Udang

BPS melihat tren ini sebagai sinyal positif, tapi selisih dengan rata-rata provinsi tetap jadi tantangan. Pemerintah daerah perlu mencari cara untuk menekan biaya agar tidak jauh tertinggal dari wilayah lain.

Kalau tren ini terus berlanjut, Madura bisa punya biaya pembangunan yang lebih bersaing. Namun, selama perbedaan biaya dengan provinsi masih besar, pemerataan pembangunan tetap jadi pekerjaan rumah.

Editor : Khoirul Anam

Breaking News
Terpopuler
Berita Terbaru