Pindang dan petis Ikan Dongkrak Ekonomi Pesisir Sumenep

Celurit.News
Masyarakat saat berada di tempat produksi petis khas Sumenep

SUMENEP | Celurit.news – Produk olahan hasil laut seperti pindang ikan dan petis ikan menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat pesisir di Kabupaten Sumenep, khususnya di Kecamatan Pasongsongan dan Ambunten.

Dua wilayah ini dikenal sebagai sentra utama pemindangan dan pengolahan petis ikan dengan total produksi mencapai ratusan ton setiap tahunnya. Di Kecamatan Ambunten, produksi pindang mencapai 114 ton per tahun, sementara petis ikan menyumbang 13,2 ton. Adapun di Kecamatan Pasongsongan, produksi pindang tercatat 107 ton, dan petis ikan mencapai 12,5 ton per tahun.

Menurut Marlisa Ariyanti, penyuluh dari Dinas Perikanan Kabupaten Sumenep, petis ikan diolah dari air rebusan pindang yang dimasak kembali selama lima jam hingga menjadi bumbu berkualitas tinggi. "Nilai jual petis cukup tinggi dan mampu meningkatkan ekonomi rumah tangga nelayan," ujarnya.

Produk pindang dan petis ikan dari kedua kecamatan ini tidak hanya laris di pasar lokal, namun juga dipasarkan ke berbagai daerah di Jawa Timur hingga luar provinsi. Bahkan, wilayah kepulauan seperti Pulau Sapeken turut menyumbang produksi pindang yang bersaing di pasar luar daerah, memperkuat posisi UMKM lokal Sumenep di pasar regional.

Sebagai upaya memperkuat daya saing dan kapasitas produksi, Dinas Perikanan Sumenep telah membentuk Kelompok Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan (Poklahsar) di sejumlah desa. Salah satunya adalah Poklahsar Sejahtera yang dibentuk pada 29 April 2025 di Desa Bukabu, Kecamatan Ambunten, dan diketuai oleh Halimatus Sa’diyah.

"Poklahsar menjadi wadah penting untuk mengorganisir pelaku usaha pengolahan hasil laut, mulai dari produksi hingga distribusi," kata Marlisa. Menurutnya, inisiatif ini juga merupakan bagian dari strategi pengentasan kemiskinan berbasis penguatan ekonomi keluarga.

“Ketika nelayan mampu mengolah hasil tangkapan menjadi produk jadi, nilai ekonominya akan meningkat signifikan. Ini menjadi solusi konkret dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir,” tandasnya.

Sebagai kabupaten dengan 126 pulau, Sumenep menghadapi tantangan geografis yang kompleks. Oleh karena itu, penguatan ekonomi lokal berbasis potensi daerah dinilai sebagai langkah strategis dalam mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat kepulauan.

Editor : Redaksi

News
Terpopuler
Berita Terbaru