Bupati Malang Hadiri Karnaval Budaya dan Bersih Desa, dan ucapakan Selamat Ulang Tahun ke-25 Desa Kalisari

MALANG, celurit.news – Semarak perayaan Hari Ulang Tahun ke-25 Desa Kaliasri, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, berlangsung meriah melalui gelaran Karnaval Budaya dan tradisi Bersih Desa. Kegiatan ini dihadiri langsung oleh Bupati Malang, Drs. H. M. Sanusi, M.M., bersama jajaran Forkopimda, anggota DPRD Kabupaten Malang, para Kepala OPD, Camat Kalipare, Forkopimcam, serta ribuan masyarakat setempat.(21/07/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Bupati Malang menyampaikan ucapan selamat ulang tahun secara langsung kepada seluruh masyarakat Desa Kaliasri. “Selamat ulang tahun ke-25 untuk Desa Kaliasri. Semoga masyarakatnya diberi kesehatan, panjang umur, rezeki berlimpah, dan desa ini semakin maju, termasuk sektor wisatanya seperti Bedengan,” ujar Abah Sanusi di hadapan warga dari depan Balai Desa Kaliasri.
Karnaval Budaya yang digelar sebagai puncak peringatan ulang tahun desa juga menjadi simbol kebersamaan, rasa syukur, dan pengharapan atas keselamatan dan keberkahan desa. Dalam sambutannya, Bupati Sanusi menegaskan pentingnya menjaga nilai-nilai persatuan dan kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
“Kegiatan seperti ini juga merupakan bentuk tasyakuran dan tolak balak. Semoga seluruh masyarakat senantiasa dalam lindungan Allah SWT. Dan semangat ukhuwah Islamiyah maupun Basariyah tetap dijaga,” ungkapnya.
Bupati juga mengingatkan agar masyarakat terus mengamalkan ajaran Islam sesuai syariat serta menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. “Saling menghargai, saling toleransi antar budaya dan agama. Tidak ada gunanya kita berkonflik, lebih baik bersatu demi Indonesia yang tetap jaya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Kaliasri, Gaguk, menjelaskan bahwa karnaval kali ini mengusung tema “Budaya Indonesia” dengan mewajibkan seluruh peserta mengenakan kostum budaya dari berbagai daerah. Mulai dari adat Bali, Dayak, Jawa, hingga daerah lain di Indonesia. Menurutnya, hal ini menjadi sarana edukasi budaya kepada masyarakat.
“Tujuannya agar masyarakat yang belum tahu tentang budaya daerah lain bisa belajar dan merasakan langsung keberagamannya. Sekaligus menunjukkan bahwa keberagaman budaya itu indah dan mempersatukan,” jelas Gaguk.
Ia juga menambahkan bahwa karnaval berdampak positif terhadap ekonomi lokal karena mampu menggerakkan UMKM. Banyak pelaku usaha kecil yang mendapat manfaat dari keramaian acara tersebut, baik penjual makanan, kerajinan, maupun penyedia jasa lainnya.
Menanggapi kejadian viral terkait penggunaan sound system dalam karnaval, Kades Kaliasri mengimbau masyarakat untuk melihat sisi positif dari kegiatan ini. Ia juga berharap ke depan ada regulasi standar yang jelas soal penggunaan sound system saat karnaval berlangsung agar tidak memicu kontroversi.
“Kalau suaranya lirih, yang di belakang tidak bisa dengar. Tapi juga tidak boleh berlebihan. Semoga ada aturan standar yang terukur untuk penyelenggaraan acara seperti ini,” katanya.
Ribuan warga tampak antusias mengikuti seluruh rangkaian acara, mulai dari kirab budaya, pertunjukan kesenian, hingga tasyakuran Bersih Desa. Perayaan ini tak hanya menjadi momen hiburan, tapi juga menjadi sarana pelestarian budaya lokal dan pemersatu masyarakat lintas generasi.
Dengan dukungan pemerintah daerah, semangat kolaborasi warga, serta kekayaan budaya yang dimiliki, Desa Kaliasri diyakini akan semakin berkembang dan berdaya saing di masa mendatang.
Editor : Redaksi