Dari Bukit Tamberu Barat Sampang, Santri Pondok Pesantren Al Arifin Diwisuda: Langkah Kecil Menuju Langit Ilmu

SAMPANG, celurit.news — Kabut pagi belum sepenuhnya sirna ketika ratusan siswa berseragam rapi memadati halaman Pondok Pesantren Al Arifin di kaki perbukitan Desa Tamberu Barat, Kecamatan Sokobanah. menjadi hari yang tak akan terlupa dalam hidup mereka, hari ketika nama mereka dipanggil satu per satu, melangkah ke panggung kehormatan, menandai akhir dari sebuah perjalanan panjang menuntut ilmu dan awal dari perjuangan baru di dunia nyata. Selasa, (01/07/2025).
Lantunan salawat menggema dari pengeras suara, disusul isak tangis haru dari para wali santri yang menyaksikan anak-anaknya diwisuda. Di antara barisan yang rapi, terlihat wajah-wajah polos namun penuh tekad. Sebanyak 111 siswa diwisuda, terdiri dari 29 anak TK, 35 siswa SMP, dan 47 lulusan SMA. Mereka bukan hanya sekadar murid mereka adalah benih benih harapan dari desa kecil yang terus percaya bahwa pendidikan adalah cahaya yang tak boleh padam.
KH Sufyan As’ary, pengasuh Pondok Pesantren Al Arifin, menyambut prosesi itu dengan pesan yang meneduhkan hati. Di hadapan para lulusan, ia mengingatkan bahwa ilmu bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari pengabdian kepada sesama.
“Ilmu itu amanah, anak anakku. Ia harus menjadi pelita dalam kehidupan. Sebaik-baik manusia adalah yang memberi manfaat bagi orang lain,” ujarnya dengan suara bergetar, disambut anggukan dan air mata para santri.
Di sela prosesi, Kyai Sufyan juga menyinggung soal masa depan para lulusan SMA. Ia mengabarkan bahwa pesantren telah menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi ternama untuk membuka jalan kuliah gratis bagi santri berprestasi dari keluarga kurang mampu.
“Kami tak ingin ada santri yang berhenti di sini hanya karena biaya. Kami sudah siapkan jalur beasiswa, baik dari pemerintah maupun kampus mitra, agar mereka bisa terus belajar dan meraih cita-cita,” katanya, penuh harap.
Pondok Pesantren Al Arifin memang tak sekadar tempat belajar. Ia adalah rumah iman dan ilmu, tempat tumbuhnya generasi yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kukuh dalam akhlak dan spiritualitas. Di tengah derasnya arus modernisasi, lembaga ini tetap memegang teguh nilai-nilai iman dan takwa.
“Zaman boleh berubah, tapi karakter dan moral tak boleh goyah. Kami ingin lulusan kami kuat lahir dan batin, agar siap menghadapi zaman yang penuh ujian,” tutur Kyai Sufyan.
Sebelum prosesi ditutup, Kyai Sufyan menitipkan satu pesan terakhir: agar para lulusan senantiasa menjaga nama baik pesantren dan menjadikan nilai-nilai yang diajarkan sebagai pedoman hidup di manapun mereka berada.
“Ingat, kalian bukan hanya membawa ijazah. Kalian membawa nama besar pesantren ini. Jagalah marwahnya, hiduplah dengan adab, dan berbuatlah untuk umat,” pungkasnya, menggetarkan suasana.
Di lereng sunyi Tamberu Barat, prosesi itu berakhir dengan pelukan, air mata, dan doa doa yang terbang ke langit. Tapi sesungguhnya, itu adalah awal dari sebuah perjalanan panjang sebuah langkah kecil dari kaki-kaki santri yang siap menapaki jalan panjang menuju peradaban yang lebih bercahaya.
Editor : Redaksi