SAMPANG, celurit.news - Mulai besok, tepat pada pukul 05.27 WIB, bumi akan berada di titik terjauhnya dari matahari dalam orbitnya. Fenomena ini dikenal dengan istilah Aphelion, sebuah kejadian astronomi tahunan yang menjadi bagian dari ketetapan Allah SWT dalam mengatur alam semesta. Meski tak dapat disaksikan langsung oleh mata telanjang, dampaknya bisa kita rasakan secara nyata, terutama melalui perubahan suhu udara.(06/07/2025).
Aphelion akan berlangsung dari bulan Juli hingga Agustus. Selama periode ini, beberapa wilayah di Indonesia dapat mengalami penurunan suhu udara yang cukup signifikan. Cuaca akan terasa lebih dingin dari biasBerikut ini adalah narasi bernuansa dakwah tentang fenomena Aphelion, disusun dalam 9 paragraf sesuai kaidah jurnalistik (5W+1H), disertai ayat Al-Qur'an sebagai penguat pesan: T7pm
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk: 15)
Dalam konteks Aphelion, kita diajak untuk merenungkan kebesaran ciptaan-Nya. Jarak bumi dengan matahari bisa berubah tanpa membuat kehidupan kita terganggu secara ekstrem. Ini menjadi bukti betapa sempurnanya aturan dan sistem alam yang Allah ciptakan. Namun, manusia tetap dituntut untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan diri.
Dengan suhu yang makin dingin, tubuh kita lebih rentan mengalami gangguan kesehatan seperti meriang, flu, batuk, hingga sesak napas. Sistem kekebalan tubuh yang menurun bisa membuat kita mudah terserang penyakit. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memperkuat imunitas sejak dini.
Langkah langkah sederhana seperti cukup istirahat, menjaga asupan gizi, serta rutin mengonsumsi vitamin dan suplemen sangat disarankan. Dalam Islam, menjaga kesehatan adalah bagian dari ikhtiar hidup yang dianjurkan, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW:
"Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu." (HR. Bukhari)
Selain ikhtiar fisik, mari kita perkuat juga ikhtiar spiritual. Perbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak doa agar dijauhkan dari segala penyakit. Fenomena alam seperti Aphelion seharusnya tidak hanya disikapi dengan sains, tapi juga dengan iman.
Akhirnya, marilah kita melihat fenomena ini sebagai pengingat kebesaran Allah. Setiap pergerakan langit adalah bukti bahwa alam tunduk pada kehendak-Nya. Sebagaimana tertulis dalam Surah Yunus ayat 5:
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya tempat-tempat orbitnya, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq (benar).” (QS. Yunus: 5)
Fenomena ini mengingatkan kita pada firman Allah SWT dalam Surah Al-Mulk ayat 15:
"Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan." (QS. Al-Mulk: 15)
"Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu." (HR. Bukhari)
Selain ikhtiar fisik, mari kita perkuat juga ikhtiar spiritual. Perbanyak dzikir, membaca Al-Qur’an, dan memperbanyak doa agar dijauhkan dari segala penyakit. Fenomena alam seperti Aphelion seharusnya tidak hanya disikapi dengan sains, tapi juga dengan iman.
Editor : Redaksi